Minggu, 25 September 2011

Liburan @Puncak

Puncak Bogor merupakan salah satu tujuan wisata masyarakat di sekitar Jakarta untuk menghabiskan masa weekend. Daerah pegunungan yang sejuk dengan pemandangan utama perkebunan teh, Gunung Gede, dan Pangrango, memang tetap layak untuk dikunjungi.  

Dulu, orang mengenal Puncak sebagai kawasan macet, tetapi kini sejak ada perubahan pengaturan lalu lintas, Anda bisa pergi ke Puncak pada akhir pekan tanpa kena macet panjang. Caranya, aturlah waktu saat berangkat dan pulang (turun) sesuai aturan berlaku. Satuan Lalu Lintas Polres Bogor menetapkan jadwal buka tutup arus lalu lintas di jalur Puncak. Setiap Sabtu dan Minggu, arus satu arah diberlakukan dari Gadog sampai Puncak Pass dari pukul 09.00 sampai pukul 11.30. Arus baliknya satu arah dari Puncak Pass ke Gadog diberlakukan pukul 15.00-17.00 pada hari Sabtu. Pada hari Minggu dari pukul 15.00 sampai pukul 18.00.

”Di luar libur Sabtu dan Minggu, seperti libur nasional tanggal 7 Desember ini, kami melihat situasi. Pengaturan arus buka tutup akan disesuaikan fluktuasi kendaraan yang melintas. Tetapi dipastikan, kami siaga,” tutur Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Ajun Komisaris Fathoni Rizal.

Kelengkapan fasilitas tempat makan, tempat belanja baju, tempat penjualan oleh-oleh, ditambah pengaturan jam lalu lintas tadi, sungguh memudahkan pelancong beracara ke sana. Soal penginapan, jangan khawatir, jumlahnya melimpah. Tersedia kamar untuk menginap mulai Rp 30.000 per kamar sampai Rp 3 juta per enam jam atau per malam.

Kalaupun tidak mau menginap, juga tidak rugi mengarahkan kendaraan sembari mengajak keluarga berkunjung ke kawasan Puncak sebab lumayan banyak tempat dapat dikunjungi. Maksudnya, dengan berwisata hanya sehari pun kita bisa melepaskan rasa letih di benak.



Pilihlah menu makanan enk atau jajanan rakyat berjajar di sepanjang jalan mulai dari wilayah Gadog. Tak perlu khawatir soal harga. Tersedia harga murah sampai yang mahal dengan tempat menyenangkan untuk duduk sembari menikmati alam pegunungan yang serba hijau.

Anda tak ingin repot pindah-pindah tempat untuk berlibur? Mudah saja. Datang saja ke Taman Wisata Matahari dan Taman Safari Indonesia di Cisarua. Mudah di sini dalam pengertian, di dua tempat itu sudah tersedia restoran dan tempat bermain bagi anak di tempat-tempat yang sudah tertata baik. Anak bermain di situ, sudah pasti gembira tanpa orangtua harus berupaya keras untuk menghadirkan kegembiraan itu.

Namun, kalau sudah terlalu sering ke sana, coba datangi Curug Cilember di Megamendung atau Telaga Warna di Cisarua. Di dua kawasan wisata alam ini tidak ada restoran, hanya warung-warung kecil yang menyediakan makanan ringan dan mi instan dalam kemasan mangkuk styrofoam. Di Curug Cilember kita dapat menikmati deru air terjun menimpa batu dan kejernihan air yang mengalir di sungai kecilnya.


Banyak monyet
Di Telaga Warna, kita dapat menikmati keheningan dan ketenangan danau seluas sekitar 1 hektar yang dikelilingi hutan alam. Danau itu juga boleh kita arungi dengan menggunakan perahu fiber, rakit bambu, atau perahu karet.

Untuk menikmati keindahan panorama itu cukup membayar karcis masuk Rp 2.000 per orang atau Rp 15.000 per orang (untuk warga asing). Sedangkan naik perahu di danau dikenai biaya Rp 10.000 per orang.

Tersedia juga permainan atau fasilitas outbond, semisal flying fox, yang per orangnya dikenai biaya Rp 100.000. Kalau mau berwisata dengan lebih berkeringat, bisa ambil program jelajah hutan dengan biaya Rp 100.000 per orang, tetapi minimal harus 20 orang dalam satu perjalanan jelajah hutan.

Untuk ke Telaga Warna, selain bisa masuk berjalan kaki dari lokasi penjual sayur-mayur dan buah-buahan tepat di bawah papan nama Telaga Warna, juga dapat masuk dari jalan setapak melintas kebun teh setelah melalui Rimba. Lewat jalan ini, kendaraan bisa masuk dan parkir tidak terlalu jauh dari danau tersebut.

Karena tidak ada restoran yang memadai, lebih enak membawa tikar dan makanan sendiri untuk dikudap saat bersantai di sana. Namun, hati-hati juga, karena kalau menaruh makanan begitu saja di atas tikar, kera ekor panjang yang menjadi penghuni hutan Telaga Warna kerap tidak segan menyambar makanan kita. Namun, banyak juga pengunjung danau itu yang sengaja membawa makanan untuk disebar ke kera-kera tersebut.

Di kawasan Puncak juga bisa menikmati berbagai makanan yang dijajah ratusan restoran yang tersebar sepanjang Jalur Puncak. Kita bisa menikmati kudapan di warung atau lapak kaki lima, mulai dari jagung rebus, ubi rebus, bubur ayam, somay, batagor, bakso, sampai ayam bakar dan sate kambing. Atau makanan cepat saji atau semi fast food, seperti di KFC, Pizza Hut, dan Broaster Chicken, sambil menikmati pemandangan pegunungan dari restoran- restoran itu. Namun, di restoran itu tidak ada permainan anak-anak, jadi ke situ memang hanya untuk makan sambil menikmati suasana.

Kalau ingin makan enak plus anak-anak punya kesempatan bermain-main, mungkin Restoran Dulang dapat dipilih. Kita bisa memesan menu spesial, gurami bumbu tauco yang harganya Rp 50.000 per 0,5 kilogram. Ayam bekakak goreng atau panggang juga menjadi andalan restoran ini dengan harga Rp 45.000 per ekor. Tersedia pula timbel komplet seharga Rp 25.000 per porsi atau nasi liwet komplet dengan harga Rp 55.000 per porsi.

Jika ingin mencoba jenis masakan lain, tak ada salahnya mampir ke Restoran Pondok Baronang di Kopo Cisarua. Restoran dua lantai ini menyajikan masakan laut ala Makassar. Para tamu biasanya memilih untuk duduk di lantai atas karena mereka bisa bersantap sembari menikmati pemandangan alam indah. Menu yang patut dicoba, terung bakar yang unik dan sop ikan kerapu bercita rasa pedas, manis, dan sedikit asam. Campuran bumbu, seperti serai, bawang bombai, dan daun jeruk, membuat nikmat masakan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar